NYATA DALAM MIMPIKU, MAYA DALAM HIDUPKU
Oleh : Marlinda Ramdhani
Kau adalah khayalku
Kau adalah mimpi indahku
Kau adalah jiwaku
Kau adalah nyawa indah dalam matiku
Aku mengagumimu walaupun tak pernah ku rangkai kataku dalam secarik keindahan
Aku menyayangimu tanpa harus ku tunjukkan arti dari kasih sayangku
Aku menyukaimu dengan caraku sendiri
Aku menyimpan rasaku pada kesetiaan hidupku untukmu
Apa waktu akan mampu menguak pedihnya diamku ini ?
Apa waktu mengerti arti tangisku untukmu ?
Apa waktu tak tau dan mungkin tak akan pernah tau apa yang ku rasakan ?
Aku tak ingin kau tau betapa aku menangis melihatmu tersenyum dengan yang lain
Aku tak ingin kau tau betapa aku tersakiti ketika kau tak lagi mengingatku
Aku tak ingin kau tau betapa aku terhempas ketika kau tak lagi menopang tangisku
Aku tak ingin kau tau betapa aku kesepian ketika kau tak lagi mengisi hariku
Aku tak pernah berusaha melupakanmu
Aku tak pernah berusaha menghapusmu dalam memori hidupku
Aku tak pernah berusaha memilikimu
Aku tak pernah berusaha mencari penggantimu
Semua memang menyakitkan
Namun jika sakitku bisa membawa bahagia untukmu
Biarlah ku simpan rasa sakit itu
Agar ia bisa terkubur dalam senyum bahagiamu
Jika suatu saat nanti
Aku tak lagi berdiri tegar di hadapanmu
Aku takkan memintamu untuk menopang kerapuhanku
Namun kuatkan aku dengan senyum tulusmu
Jika suatu saat nanti
Aku terbujur kaku dalam pusaran akhirku
Jangan pernah menangisi pergiku
Namun kuatkan aku dengan doamu
Dunia kini berputar bagai hempasan untukku
Namun hempasan itu tak mampu merenggutmu dalam ingatanku
Dunia kini berputar bagai gumpalan ketakutan untukku
Namun ketakutan itu tak pernah mampu mengubah khayalku
Kau memang indah
Bahkan mungkin terlalu indah untuk ku gapai
Karena kau memang nyata dalam mimpiku
Namun maya dalam hidupku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam tangisku
Karena mungkin cinta tak harus selalu tersenyum
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam sendiriku
Karena mungkin cinta tak harus memiliki
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam diamku
Karena tak perlu seluruh dunia mengetahuinya
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam khayalku
Karena memikirkanmu adalah bahagia untukku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dengan ketegaranku
Walaupun kerapuhan sudah menantiku di ujung sana
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam ketidak pastian waktu
Karena aku tak tau sampai kapan harus ku jaga rasaku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam harapku
Mengharapkan cinta yang mungkin tak kan datang padaku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam lamunanku
Karena hanya bayangmu yang dapat ku genggam
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu dengan mataku
Karena kau telah menyihir mataku untuk melihatmu
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu dengan tanganku
Karena kau telah mengajari tanganku untuk tak bisa jauh darimu
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu dalam senyumku
Karena kau telah membiasakan senyum itu hadir hanya untukmu
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu yang telah mengambil hatiku
Dan menghempaskannya pada jurang kesendirian
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu yang telah membuatku bingung
Bingung dengan penantian tiada akhir
Aku membencimu
Walaupun aku tak sungguh-sungguh membencimu
Karena aku tak tau bagaimana harus membencimu
Karena aku tak tau apa aku bisa membencimu
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam harapku
Harapan yang mungkin tak kan pernah nyata
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam cemasku
Cemas jika kau tak lagi datang mengisi hariku
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam tawaku
Tawa yang menyimpan rasa pedih yang mendalam
Aku menunggumu
Aku meninggumu
Aku menunggumu dalam sakitku
Sakit yang tak mungkin bisa disembuhkan lagi
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam tangisku
Tangis yang selalu tersandingkan dengan harapku
Aku tak mengerti mengapa aku harus rapuh
Aku tak mengerti mengapa aku harus terluka
Aku tak mengerti mengapa aku harus berharap
Aku tak mengerti mengapa aku harus terpojokkan
Kau mungkin bukanlah milikku
Akupun tak memiliki kewajiban untuk menjagamu
Namun hadirku kini seperti bintang
Bintang yang selalu ada walaupun bulan tak meminta hadirnya
Aku bisa saja menahan sakitku
Aku bisa saja menahan marahku
Aku bisa saja menahan kecewaku
Aku bisa saja menahan tangisku
Namun aku tak bisa menahan rasaku untukmu
Namun aku tak bisa menahan sayangku untukmu
Namun aku tak bisa menahan rinduku padamu
Namun aku tak bisa menahan khawatirku padamu
Jangan paksa aku untuk membencimu
Karena aku tak tau bagaimana harus membencimu
Jangan paksa aku untuk melupakanmu
Karena aku tak tau bagaiman harus melupakanmu
Aku tak tau apa aku salah menyimpan rasa ini
Aku tak mengerti sampai kapan harus ku jaga rasa ini
Rasa yang membuatku tersenyum dalam tangisku
Rasa yang kemudian ku beri nama cinta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar