Rabu, 09 Maret 2011

Menggapai Mimpi di ufuk Langit



Tak ada yang mudah ketika aku mulai menggantungkan anganku pada tingginya langit diujung sana. Tak mengenal kata “Menyerah”, ketika jiwaku kian kukuh untuk bisa menaklukkan rintanan kecil yang terlihat besar oleh kasat mata “ketakutan”. Aku tak pernah ragu ketika harusku lukiskan semua impianku pada secarik kertas kehidupan, yang tak mudah untuk menggores tinta keyakinan pada bayangan nan lumrah yang mungkin bisa membuatku lebih berambisi atau mungkin mampu melenyapkan keyakinan yang semulanya akan tumbuh menjadi kekuatan-kekuatan yang terlihat lemah namun kan berkembang seiring berjalanhya waktu. Tak mudah untuk melupakan kegagalan dimasa lalu, namun jika aku hanya menapakkan jati diriku pada “Trauma” dimasa lalu, hanya akan membuatku terlihat lemah dihadapan sang kala dan pengecut dihadapan diriku sendiri. Kegagalan itu memang sempat membuatku jatuh dan terpuruk dalam “Ketakutan”. Namun kini aku menyadari, rasa takut itulah yang membuatku mencari jalan untuk keluar dari ketakutan itu. Mimpi bukan hanya sekedar mimpi ketika kita mulai berusaha membuat jembatan kenyataan dalam mimpi itu. Mimpi bukan hanya sekedar harap tanpa tujuan, karena ketika kita bermimpi, angan kan mebawa kita pada bayangan masa depan yang pasti akan kita jumpai, jikalau kita tidak hanya membiarkan mimpi itu pergi tanpa ada perlawanan untuk menaklukkan mimpi itu. “TERIMA KASIH TUHAN TELAH MEMBERIKAN AKU KESEMPATAN UNTUK MERASAKAN KEGAGALAN”, karena disaat kegagalan itu mulai memaki segala usahaku, aku bisa mengeluarkan air mata penyesalan yang kemudian ku hapus dengan “semangat dan keyakinan baru” yang tidak hanya membuat aku berdiri dari jatuhku, namun kan menjadi lompatan tinggi yang nantinya bisa mendekatkanku dan bahkan bisa membuat ragaku mampu menggapai erat mimpiku dan membawanya pada detik-detik kehidupan yang nyata.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar