Tak ada yang mudah ketika aku mulai menggantungkan anganku pada tingginya langit diujung sana. Tak mengenal kata “Menyerah”, ketika jiwaku kian kukuh untuk bisa menaklukkan rintanan kecil yang terlihat besar oleh kasat mata “ketakutan”. Aku tak pernah ragu ketika harusku lukiskan semua impianku pada secarik kertas kehidupan, yang tak mudah untuk menggores tinta keyakinan pada bayangan nan lumrah yang mungkin bisa membuatku lebih berambisi atau mungkin mampu melenyapkan keyakinan yang semulanya akan tumbuh menjadi kekuatan-kekuatan yang terlihat lemah namun kan berkembang seiring berjalanhya waktu. Tak mudah untuk melupakan kegagalan dimasa lalu, namun jika aku hanya menapakkan jati diriku pada “Trauma” dimasa lalu, hanya akan membuatku terlihat lemah dihadapan sang kala dan pengecut dihadapan diriku sendiri. Kegagalan itu memang sempat membuatku jatuh dan terpuruk dalam “Ketakutan”. Namun kini aku menyadari, rasa takut itulah yang membuatku mencari jalan untuk keluar dari ketakutan itu. Mimpi bukan hanya sekedar mimpi ketika kita mulai berusaha membuat jembatan kenyataan dalam mimpi itu. Mimpi bukan hanya sekedar harap tanpa tujuan, karena ketika kita bermimpi, angan kan mebawa kita pada bayangan masa depan yang pasti akan kita jumpai, jikalau kita tidak hanya membiarkan mimpi itu pergi tanpa ada perlawanan untuk menaklukkan mimpi itu. “TERIMA KASIH TUHAN TELAH MEMBERIKAN AKU KESEMPATAN UNTUK MERASAKAN KEGAGALAN”, karena disaat kegagalan itu mulai memaki segala usahaku, aku bisa mengeluarkan air mata penyesalan yang kemudian ku hapus dengan “semangat dan keyakinan baru” yang tidak hanya membuat aku berdiri dari jatuhku, namun kan menjadi lompatan tinggi yang nantinya bisa mendekatkanku dan bahkan bisa membuat ragaku mampu menggapai erat mimpiku dan membawanya pada detik-detik kehidupan yang nyata.
Rabu, 09 Maret 2011
”Engkau Tak Sendiri”
Kami Bagaikan lukisan indah yang tak pernah terlihat, tanpa sesosokmu...
Kami bagaikan organ tubuh yang kehilangan otak, tanpa dampinganmu...
Senyum yang memana diwajahmu seakan menutupi berjuta masalah yang selalu kau pendanm sendiri...
Tak pernah sepatahpun keluhan kau tunjukkan pada kami..
Maha besar Allah yang menciptakan manusia semulia dirimu...
Ditengah keputusasaan kami,, kau selalu datang dengan penyelesaian yang tak terbersit sedikitpun dibenak kami...
Kau selalu tunjukkan arti dari ketegaran hidup..
Dibalik perselisihan dan perbrdaan kami,, kau rangkul hangat ego kami dalam rendah hati dirimu...
Kami ibarat manusia yang tak tahu malu di depanmu...
Kami hanya mampu memberi lilin kecil dalam hidupmu,,
Tapi kau telah memberi cahaya terang, yang bintangpun tak sanggup mengalahkan cahayamu,,
Entah derita apa yang kau fikirkan,, kami tak pernah diberi jalan untuk mengetahuinya...
Walaupun detik ini kau hanya membagi detik-detik kebahagiaan hidupmu...
Tapi kami yakin,, banyak tangis dalam gusaran ketegaranmu,,,
Satu kalimat yang ingin kami ucapkan,,,
”Engakau Tak Sendiri”..
Masih banyak orang-orang terdekatmu yang selalu mengalungi doa di setiap pijakan langkahmu,,
Kami masih membutuhkan sulapan tangan ajaibmu...
Jangan biarkan kami terlarut dalam kemanjaan bersamamu...
Kami disini tidak hanya hadir untuk mendampingi kesendirian hidup,,
Tapi kamidisini saling merangkul,, dan akan menopang dirimu disaat pijakan kaki yang kuat itu,, mulau menampakkan kerapuhannya,,
Kami disisni bersamamu tidak hanya untuk tertawa bersama..
Tapi kami disini untuk menagis bersama, putus asa bersama, menjalani cobaan bersama, dan membalikkan semangat bersama...
Rasa itu Bernama CINTA
Hati itu ibarat kertas kosong tanpa goresan tinta, kertas kosong yang menantikan warna yang
bertebaran dalam kesendiriannya. Ketika kita mulai mengenal goresan bernama CINTA, entah mantra
apa yang membuat kita merasakan satu keteduhan kasih sayang, perasaan yang sebelumnya tak pernah
terlintas, selalu naungi hadirnya. Apa itu cinta ?
Orang sering mengartikan cinta sesuai dengan perasaan dan perkenalannya dengan cinta
Cinta memberi sentuhan warna pada dahan kehidupan kita
Cinta bukan suatu objek yang bisa kita amati keindahan dan kekurangannya
Cinta tak hanya ketika kita merasakan indahnya kasih sayang
Cinta tak hanya ketika kita mulai tersakiti oleh goresan tangis
Cinta tak hanya sekedar kata-kata manis yang dapat luluhkan ketegaran hati manusia
Cinta bukan hanya ketika kita mengagumi seseorang dan tertarik untuk memiliki hatinya
Ketika kita mencintai seseorang karena ketampanan atau kecantikannya, itu bukan cinta, melainkan suguhan nafsu duniawi
Ketika kita mencintai seseorang kerena kebaikan yang ia tunjukkan pada kita, itu bukan cinta, tapi hanya rasa kasihan
Ketika kita mencintai seseorang karena kehebatan maupun kelebihannya, itu bukan cinta, tapi hanya sebuah rasa kagum belaka
Namun ketika kita mencintai seseorang tanpa tau alasan kita mencintainya, itulah cinta sesungguhnya
Orang tak kan pernah tau kapan cinta itu kan datang menaungi hari-harinya
Orang juga tak kan pernah tau, pada hati siapa cinta itu kan hinggap
Cinta bisa saja pergi disaat kita takut kehilangannya
Kepergiannya tidak semata-mata untuk meninggalkan kita
Tetapi juga untuk menyadarkan kita
Bahwa hidup tak kan lengkap tanpa kehadiran cinta
Berpisah dengan cinta bukan ketika cinta itu menepikan raganya dari hidup kita
Namun perpisahan terberat dengan cinta adalah ketika kita mencintai seseorang dan orang itu menutup mata dan hatinya dari sentuhan cinta yang kita tunjukkan.
Senin, 07 Maret 2011
NYATA DALAM MIMPIKU,MAYA DALAM HIDUPKU
NYATA DALAM MIMPIKU, MAYA DALAM HIDUPKU
Oleh : Marlinda Ramdhani
Kau adalah khayalku
Kau adalah mimpi indahku
Kau adalah jiwaku
Kau adalah nyawa indah dalam matiku
Aku mengagumimu walaupun tak pernah ku rangkai kataku dalam secarik keindahan
Aku menyayangimu tanpa harus ku tunjukkan arti dari kasih sayangku
Aku menyukaimu dengan caraku sendiri
Aku menyimpan rasaku pada kesetiaan hidupku untukmu
Apa waktu akan mampu menguak pedihnya diamku ini ?
Apa waktu mengerti arti tangisku untukmu ?
Apa waktu tak tau dan mungkin tak akan pernah tau apa yang ku rasakan ?
Aku tak ingin kau tau betapa aku menangis melihatmu tersenyum dengan yang lain
Aku tak ingin kau tau betapa aku tersakiti ketika kau tak lagi mengingatku
Aku tak ingin kau tau betapa aku terhempas ketika kau tak lagi menopang tangisku
Aku tak ingin kau tau betapa aku kesepian ketika kau tak lagi mengisi hariku
Aku tak pernah berusaha melupakanmu
Aku tak pernah berusaha menghapusmu dalam memori hidupku
Aku tak pernah berusaha memilikimu
Aku tak pernah berusaha mencari penggantimu
Semua memang menyakitkan
Namun jika sakitku bisa membawa bahagia untukmu
Biarlah ku simpan rasa sakit itu
Agar ia bisa terkubur dalam senyum bahagiamu
Jika suatu saat nanti
Aku tak lagi berdiri tegar di hadapanmu
Aku takkan memintamu untuk menopang kerapuhanku
Namun kuatkan aku dengan senyum tulusmu
Jika suatu saat nanti
Aku terbujur kaku dalam pusaran akhirku
Jangan pernah menangisi pergiku
Namun kuatkan aku dengan doamu
Dunia kini berputar bagai hempasan untukku
Namun hempasan itu tak mampu merenggutmu dalam ingatanku
Dunia kini berputar bagai gumpalan ketakutan untukku
Namun ketakutan itu tak pernah mampu mengubah khayalku
Kau memang indah
Bahkan mungkin terlalu indah untuk ku gapai
Karena kau memang nyata dalam mimpiku
Namun maya dalam hidupku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam tangisku
Karena mungkin cinta tak harus selalu tersenyum
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam sendiriku
Karena mungkin cinta tak harus memiliki
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam diamku
Karena tak perlu seluruh dunia mengetahuinya
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam khayalku
Karena memikirkanmu adalah bahagia untukku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dengan ketegaranku
Walaupun kerapuhan sudah menantiku di ujung sana
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam ketidak pastian waktu
Karena aku tak tau sampai kapan harus ku jaga rasaku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam harapku
Mengharapkan cinta yang mungkin tak kan datang padaku
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Aku mencintaimu dalam lamunanku
Karena hanya bayangmu yang dapat ku genggam
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu dengan mataku
Karena kau telah menyihir mataku untuk melihatmu
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu dengan tanganku
Karena kau telah mengajari tanganku untuk tak bisa jauh darimu
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu dalam senyumku
Karena kau telah membiasakan senyum itu hadir hanya untukmu
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu yang telah mengambil hatiku
Dan menghempaskannya pada jurang kesendirian
Aku membencimu
Aku membencimu
Aku membencimu yang telah membuatku bingung
Bingung dengan penantian tiada akhir
Aku membencimu
Walaupun aku tak sungguh-sungguh membencimu
Karena aku tak tau bagaimana harus membencimu
Karena aku tak tau apa aku bisa membencimu
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam harapku
Harapan yang mungkin tak kan pernah nyata
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam cemasku
Cemas jika kau tak lagi datang mengisi hariku
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam tawaku
Tawa yang menyimpan rasa pedih yang mendalam
Aku menunggumu
Aku meninggumu
Aku menunggumu dalam sakitku
Sakit yang tak mungkin bisa disembuhkan lagi
Aku menunggumu
Aku menunggumu
Aku menunggumu dalam tangisku
Tangis yang selalu tersandingkan dengan harapku
Aku tak mengerti mengapa aku harus rapuh
Aku tak mengerti mengapa aku harus terluka
Aku tak mengerti mengapa aku harus berharap
Aku tak mengerti mengapa aku harus terpojokkan
Kau mungkin bukanlah milikku
Akupun tak memiliki kewajiban untuk menjagamu
Namun hadirku kini seperti bintang
Bintang yang selalu ada walaupun bulan tak meminta hadirnya
Aku bisa saja menahan sakitku
Aku bisa saja menahan marahku
Aku bisa saja menahan kecewaku
Aku bisa saja menahan tangisku
Namun aku tak bisa menahan rasaku untukmu
Namun aku tak bisa menahan sayangku untukmu
Namun aku tak bisa menahan rinduku padamu
Namun aku tak bisa menahan khawatirku padamu
Jangan paksa aku untuk membencimu
Karena aku tak tau bagaimana harus membencimu
Jangan paksa aku untuk melupakanmu
Karena aku tak tau bagaiman harus melupakanmu
Aku tak tau apa aku salah menyimpan rasa ini
Aku tak mengerti sampai kapan harus ku jaga rasa ini
Rasa yang membuatku tersenyum dalam tangisku
Rasa yang kemudian ku beri nama cinta
Langganan:
Postingan (Atom)